Letak kerajaan tarumanegara ada di wilayah Jawa Barat dengan pusatnya di sekitar daerah Bogor, antara sungai Cisadane & Citarum. Wilayah kekuasaan Kerajaan Tarumanegara hampir seluruh wilayah Jawa Barat, muliputi Banten, Jakarta, sampai perbatasan Cirebon.
B. Sumber Sejarah
1. Sumber dari
Luar Negeri
Sedangkan
sumber-sumber dari luar negeri yang berasal dari berita Tiongkok antara lain:
1)
Berita Fa-Hsien, tahun 414 M dalam
bukunya yang berjudul Fa-Kao-Chi menceritakan bahwa di Ye-po-ti hanya sedikit
dijumpai orang-orang yang beragama Buddha, yang banyak adalah orang-orang yang
beragama Hindu dan sebagian masih animisme.Ye po ti sering diterjemahkan
jawadwipa, tetapi kemungkinan terbesar ye po ti adalah way seputih di Lampung
...Yeh-po-ti dapat diasumsikan sebagai transliterasi dari Seputih (Sholihat,
1980: 5). , di daerah aliran way seputih (sungai seputih) ini ditemukan bukti;bukti peninggalan kerajaan kuno berupa punden
berundak dll ,yang sekarang terletak di taman purbakala pugung raharjo, tdk
jauh dari situs tersebut ditemukan batu2 karang yg menunjukan daerah tersebut
dulu adalah daerah pantai persis penuturan Fa hien meskipun saat ini terletak
puluhan kilo meter dari pantai.
2)
Berita Dinasti Sui, menceritakan
bahwa tahun 528 dan 535 telah datang utusan dari To- lo-mo yang terletak di
sebelah selatan.
3)
Berita Dinasti Tang, juga
menceritakan bahwa tahun 666 dan 669 telah datang utusaan dari To-lo-mo.
Dari tiga
berita di atas para ahli menyimpulkan bahwa istilah To-lo-mo secara
fonetis penyesuaian kata-katanya sama dengan Tarumanegara.
Maka
berdasarkan sumber-sumber yang telah dijelaskan sebelumnya maka dapat diketahui
beberapa aspek kehidupan tentang kerajaan Tarumanegara.Kerajaan Tarumanegara
diperkirakan berkembang antara tahun 400-600 M. Berdasarkan prasast-prasati
tersebut diketahui raja yang memerintah pada waktu itu adalah Purnawarman. Wilayah
kekuasaan Purnawarman menurut
prasasti Tugu, meliputi hampir seluruh Jawa Barat yang membentang dari Banten,
Jakarta, Bogor dan Cirebon.
2. Sumber Dari
Dalam Negeri Melalui Prasasti
Bukti keberadaan Kerajaan Tarumanegara diketahui
melalui sumber-sumber yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Sumber dari
dalam negeri berupa 7 buah prasasti batu yang
ditemukan empat di Bogor, satu di Jakarta dan satu di
Lebak Banten.
Dari prasasti-prasasti ini diketahui bahwa Kerajaan Tarumanegara dibangun oleh
Rajadirajaguru Jayasingawarman tahun 358 M
dan beliau memerintah sampai yahun 382 M. Makam Rajadirajaguru Jayasingawarman
ada di sekitar sungai Gomatri (wilayah Bekasi). Tarumanegara meninggalkan 7
(tujuh) prasasti:
a.
Prasasti Ciaruteun
Gambar : Salinan
gambar prasasti Ciaruteun dari buku The Sunda Kingdom of West Java From Tarumanagara to Pakuan Pajajaran with
the Royal Center of Bogor
Prasasti Ciaruteun atau prasasti Ciampea ditemukan
ditepi sungai Ciarunteun, dekat muara sungai Cisadane
Bogor prasasti tersebut menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta yang
terdiri dari 4 baris disusun ke dalam bentuk Sloka dengan metrum Anustubh. Di
samping itu terdapat lukisan semacam laba-laba serta sepasang telapak kaki Raja
Purnawarman.
Gambar
telapak kaki pada prasasti Ciarunteun mempunyai 2 arti yaitu:
1.
Cap telapak kaki melambangkan
kekuasaan raja atas daerah tersebut (tempat ditemukannya prasasti tersebut).
2.
Cap telapak kaki melambangkan
kekuasaan dan eksistensi seseorang (biasanya penguasa) sekaligus penghormatan
sebagai dewa. Hal ini berarti menegaskan kedudukan Purnawarman yang diibaratkan
dewa Wisnu maka dianggap sebagai penguasa sekaligus pelindung rakyat
b. Prasasti
Jambu
Prasasti Jambu atau prasasti Pasir Koleangkak,
ditemukan di bukit Koleangkak di
perkebunan jambu, sekitar 30 km sebelah barat Bogor, prasasti
ini juga menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa serta terdapat gambar
telapak kaki yang isinya memuji pemerintahan raja Mulawarman.
Prasasti Kebonkopi ditemukan di kampung Muara Hilir
kecamatan Cibungbulang Bogor . Yang menarik dari prasasti ini adalah adanya
lukisan tapak kaki gajah, yang disamakan dengan telapak kaki gajah Airawata,
yaitu gajah tunggangan dewa Wisnu
d. Prasasti
Muara Cianten
Prasasti Muara Cianten, ditemukan di Bogor, tertulis dalam
aksara ikal yang belum dapat dibaca. Di samping tulisan terdapat lukisan
telapak kaki.
e. Prasasti
Pasir awi
Prasasti Pasir Awi ditemukan di daerah Leuwiliang,
juga tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat dibaca.
f. Prasasti
Cidanghiyang
Prasasti Cidanghiyang atau prasasti Lebak, ditemukan di
kampung lebak di tepi sungai Cidanghiang, kecamatan Munjul kabupaten Pandeglang
Banten. Prasasti ini baru ditemukan tahun 1947 dan berisi 2 baris kalimat
berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Isi prasasti
tersebut mengagungkan keberanian raja Purnawarman.
Gambar : Prasasti
Tugu di Museum Nasional
Prasasti Tugu ditemukan di daerah Tugu, kecamatan
Cilincing Jakarta Utara. Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu bulat panjang
melingkar dan isinya paling panjang dibanding dengan prasasti Tarumanegara yang
lain, sehingga ada beberapa hal yang dapat diketahui dari prasasti tersebut
Hal-hal yang
dapat diketahui dari prasasti Tugu adalah:
1.
Prasasti Tugu menyebutkan nama dua
buah sungai yang terkenal di Punjab yaitu sungai Chandrabaga dan Gomati. Dengan
adanya keterangan dua buah sungai tersebut menimbulkan tafsiran dari para
sarjana salah satunya menurut Poerbatjaraka. Sehingga secara Etimologi (ilmu
yang mempelajari tentang istilah) sungai Chandrabaga diartikan sebagai kali
Bekasi.
2.
Prasasti Tugu juga menyebutkan
anasir penanggalan walaupun tidak lengkap dengan angka tahunnya yang disebutkan
adalah bulan phalguna dan caitra yang diduga sama dengan bulan Februari dan
April.
3.
Prasasti Tugu yang menyebutkan
dilaksanakannya upacara selamatan oleh Brahmana disertai dengan seribu ekor
sapi yang dihadiahkan raja.